SEJARAH
BERDIRINYA ORGANISASI PEJUANG SIIWANGI NDONESA
PS Partisan Siliwangi didirikan
oleh Ama Raden Puradiredja yang mempunyai ayah bernama Raden Adimiarsa dan Ibu
Nyi Mas Yati, dimana sang ayah adalah keturunan langsung dari Dalem Aria Wangsa
Goparana, sedangkan Dalem Aria Wangsa Goparana sendiri adalah keturunan dari
Prabu Mundingsari Ageung, dan Prabu Mundingsari Ageung adalah anak dari Sri
Baduga Maharaja Prabu Siliwangi seorang raja besar dari tatar sunda, Dalem Aria
Wangsa Goparan bersama keturunannya menyebarkan agama islam di wilayah Subang,
Purwakarta, Karawang, Cianjur, Sukabumi, sampai Bogor, salah satu anaknya
bernama Dalem Aria Wiratanudatar yang menjadi pendiri cianjur dan menyebarkan
agama islam di wilayah Cianjur, Sukabumi, Bogor, Bekasi sampai perbatasan
Batavia (Jakarta), keturunan Dalem Aria Wangsa Goparana yang lain yang terkenal
adalah Syekh Yusuf (Baing Yusuf) makamnya di Kaum, Purwakarta adalah seorang
ulama besar dan guru dari Syekh Nawawi Albantani (makam di janantul Mala,
Mekah) yang terkenal di seluruh dunia, ulama lain yang juga masih keturunan
Dalem Aria Wangsa Goparana adalah KHR Abdullah bin Nuh, seorang ulama besar
juga yang terkenal di mancanegara, Dalem Aria Wangsa Goparana dimakamkan
di Nangka Beurit Sagalaherang. Sedangkan Ibu Ama Rd Puradiredja bernama Nyimas
Yati adalah keturunan ke 3 (buyut) dari KH Basyari ulama besar dari Pekalongan
yang dimakamkan di Malilin, Sagalaherang, KH Basyari mempunyai ayah bernama KH
Maksum, keturunan Raden Adilangu, beliau keturunan Raden Fatah, Demak ada
juga pendapat menyatakan bahwa Raden Adilangu, adalah keturunan Sunan
Kalijaga yang mendapat perintah meyebarkan agama islam di Pekalongan. Dengan
begitu jelas dari ayah dan ibu, selain mengalir darah darah
biru/raja besar juga mengalir darah ulama besar dalam diri Ama Rd Puradiredja.
Jadi pemakaian nama Siliwangi dalam paguron/organisasi yang didirikan Ama Rd
Puradiredja tidak sembarangan karena beliau bukan saja masih keturunan Prabu Siliwangi
secara gen/darah tetapi sifat, akhlak, tabiat menurun dari Prabu Siliwangi,
serta ajaran yang diterapkan juga merupakan penerus dari Prabu Siliwangi yaitu
Silih Asah, Silih Asuh, Silih Hormat, Silih Tolong, dan Silih
meWangikan. Dari akhlak yang dicerminkan dalam perbuatan sehari hari terlihat
jelas selalu membantu orang lain, negara, dan bangsa tanpa berharap balas
budi. PS Partisan Siliwangi berdiri tanggal 2 Juli 1922 dengan
tujuan membangun nasionalisme tinggi untuk membebaskan diri dari penjajah
disertai membentuk ahlak, moral yang baik dengan tidak membedakan ras, suku
ataupun agama. PS yang berdiri tahun 1922 ini adalah secara PAGURON,
artinya seseorang yang ikut paguron secara mutlak harus memahami azas tujuan
PS, mengamalkan doa doa yang diajarkan oleh pendiri PS diantarnya solawat, dan
sang murid harus di-silat oleh pelatih yang sudah ditunjuk oleh pendiri PS.
Pada mulanya PS ini bernama Pentjak Silat, tidak dapat disangsikan lagi
kesenian pencak silat ini menjadi daya tarik anggotanya, pencak silat di PS
tidak sama dengan pencak silat yang lain, karena sebelumnya harus menjauhui
semua larangan yang telah ditetapkan diantaranya maling, madat, dst. Pengertian
Pencak Silat dalam ajaran PS yaitu Pencak adalah gerakan yang terlihat seperti
pukulan, tendangan, dsb, sedangkan Silat adalah gerakan yang tidak
terlihat, diantaranya menjaga kesabaran, jauh dari ujub, ria, takabur. dsb,
selanjutnya istilah silat, pelatih, ketua pelatih akan sering dipakai dalam
pendidikan PS. Artinya jika seseorang mengaku PS tapi tidak memahami azas
tujuan bukanlah PS.
Kemudian secara organisasi
ditetapkan dan disyahkan oleh NOTARIS KOESWARA di Bandung pada tanggal 3
Oktober 1967 Nomor : 2/1967, dengan nama pencak Silat Partisan Siliwangi
Indonesia (PS), kemudian tahun 1992,melalui Rakernas I di Bandar Lampung,
berubah menjadi PARTISAN SILIWANGI INDONESIA, dengan alasan disesuaikan
dengan UUD yg berlaku tahun 1985, ada kesan Partisan Siliwangi ini bersifat
ke-daerahan, oleh karena itu ditambahkan kata Indonesia, padahal walaupun PS
lahir di tatar sunda tetapi PS tidak identik dengan sunda, ajarannya universal
untuk semua suku, agama, ras, sama dengan islam lahir dijazirah arab tapi islam
bukan hanya bangsa arab saja . Pada tanggal 30 – 31 Agustus 1996,
melakukan perubahan nama Organisasi dari nama PARTISAN SILIWANGI
INDONESIA menjadi PEJUANG SILIWANGI INDONESIA.
Dengan alasan kata “Partisan”
sudah tidak relevan kemudian nama organisasi diganti dengan “Pejuang”, sangat
tidak masuk akal, jika kita membuka kamus bahasa Inggris kata “Partisan” dalam
bahasa Indonesia berarti 1. gerilya, 2. pengikut kuat terhadap
seseorang/golongan, artinya kata Partisan ini sudah menggambarkan kiprah
Partisan Siliwangi pada saat pertama lahir, kancah revolusi/perang kemerdekaan,
dan saat ini, pada saat pertama lahir tahun 1922 PS paguron melakukan gerilya
memberikan pendidikan moral, spiritual, sehingga setiap anggota akan paham
kewajibannya kepada Agama dan Negara, kenapa dikatakan gerilya karena untuk
menghindari kecurigaan pihak penjajah Belanda, gerilya kedua dilakukan pada
saat pecah perang kemerdekaan, sejarah mencatat bukan hanya mengadapi pasukan
asing NICA/Belanda tapi juga saudara sebangsa yaitu DI/TII, setelah Belanda
mengakui kemerdekaan RI, memang PS tidak melakukan gerilya lagi tapi arti ke 2
dari kata partisan yaitu “pengikut kuat terhadap seseorang/golongan” masih
berlaku sampai saat ini, artinya setiap anggota PS adalah pengikut setia/kuat
ajaran yang diturunkan Pendiri PS Ama Rd Puradiredja, Sagalaherang, dengan menjalankan
amanat yang telah diberikan kepada setiap anggota, seperti yang tertuang dalam
Azas & Tujuan PS.
Sedangkan kata “Pejuang” adalah
sekumpulan orang yang berusaha mempertahankan, mengambil hak yang sudah diambil
pihak lain, contohnya ketika pecah perang kemerdekaan, memang cocok kata
pejuang, tapi sekarang kita sudah merdeka, hak kita sebagai warga negara yang
bebas dari belenggu penjajahan sudah kita dapatkan/tercapai, artinya tidak ada
lagi yang harus kita tuntut kepada negara, tapi justru kitalah yang harus
memberikan kepada Negara, bukan pula berjuang untuk menghapuskan kemiskinan,
korupsi, kebodohan karena sudah ada instansi pemerintah yang bertugas untuk
tugas tugas itu.
Seperti yang telah dijelaskan di atas salah satu cara, pendidikan ilmu PS yang diajarkan Pendiri PS, adalah dengan kesenian Pencak Silat. Pencak Silat yang beliau ajarkan kepada murid muridnya, bukanlah sekedar gerakan, jurus biasa saja tetapi disertai dengan ajaran dan pendidikan yang luhur, dimana sang murid harus menjalankan ajaran tersebut dalam kesehariannya. Salah satu ajaran yang harus dijalankan oleh sang murid adalah pantangan 5 M, yaitu Maling, Madat (narkoba), Madon (main wanita), Minum (mabuk-mabukan), Maen (judi).
Seperti yang telah dijelaskan di atas salah satu cara, pendidikan ilmu PS yang diajarkan Pendiri PS, adalah dengan kesenian Pencak Silat. Pencak Silat yang beliau ajarkan kepada murid muridnya, bukanlah sekedar gerakan, jurus biasa saja tetapi disertai dengan ajaran dan pendidikan yang luhur, dimana sang murid harus menjalankan ajaran tersebut dalam kesehariannya. Salah satu ajaran yang harus dijalankan oleh sang murid adalah pantangan 5 M, yaitu Maling, Madat (narkoba), Madon (main wanita), Minum (mabuk-mabukan), Maen (judi).
Selain menerapkan ajaran, Ama
Raden Puradireja juga mengajarkan kepada murid-muridnya agar senantiasa berdoa
kepada Tuhan YME, salah satu doa yang sering beliau ajarkan dan doa ini menjadi
dasar/landasan seorang anggota PS Partisan Siliwangi adalah dengan membaca
solawat. Disamping Pencak Silat, Ama Raden Puradireja juga mendidik para
muridnya agar rajin mencari nafkah sehari hari seperti bertani, berdagang,
nelayan, dll. Kepada murid muridnya Ama Raden Puradireja mengajarkan bagaimana
cara bertani yang baik, sehingga petani mendapatkan hasil yang baik, untuk pedagang
juga dididik agar menjadi pedagang yang baik sehingga memperoleh untung banyak,
dsb. Dalam waktu singkat PS Partisan Siliwangi menarik perhatian masyarakat
banyak, dengan disertai banyak pengikutnya pula.
Ketika pecah perang revolusi PS
Partisan Siliwangi ikut pula perang melawan Belanda dengan bergabung dengan
Divisi Siliwangi pimpinan Brigjen (Purn) Sadikin yang merupakan Pangdam
Siliwangi saat itu bahkan PS Partisan Siliwangi juga ikut long march ke
Yogyakarta yang menjadi legendaris. Selain Brigjen Sadikin yang merupakan
murid, ada juga Letjen (Purn) Darsono, Pangdam Wirabuana, Jendral (Purn) Didi
Kartasasmita, Pangti TNI, Jendral (Purn) Moersid, Wakasad, Diplomat Filipina
jaman Soekarno, dll.
Setelah perang revolusi, Ama
Raden Puradireja mendapat penghargaan bintang gerilya yang diberikan langsung
oleh Ir Soekarno yang merupakan presiden saat itu, bahkan beliau ditawari
menjadi bupati Cianjur oleh Presiden Soekarno, tetapi jabatan itu beliau tolak
halus, dengan alasan adalah karena beliau lebih senang mendidik masyarakat.
Karena jasa Ama Raden Puradireja sangat besar kepada Negara, akhirnya
pemerintah memberikan tanah untuk kesejahteraan anggota PS Partisan Siliwangi
di Lampung, berikutnya dengan Biro Rekonstruksi Nasional (BRN) tahun 1952 –
1956, merintis transmigrasi yang dipimpin oleh Mayjen R. Didi
Kartasasmita, telah dikirim sekitar total semua sebanyak 6.440 kepala keluarga
(20.000-an jiwa), rinciiannya tahun 1952 membuka pemukiman baru yang
terdiri dari 715 KK, dimana diantara jumlah tersebut diatas 340 KK adalah yang
menjadi penghuni Pekon Pura Jaya sekarang ini, sedangkan 375 KK adalah yang
menjadi penghuni Pekon Purawiwitan yang waktu itu terdiri dari 1500 jiwa,
PS Partisan Siliwangi beserta keluarga menjadi perintis transmigrasi ke lampung
sebuah jumlah yang sangat banyak pada waktu itu, dan perlu diketahui tidak
semua anggota PS Partisan Siliwangi ikut transmigrasi ke Lampung, nama
Purawiwitan diberikan oleh Raden Ama Puradireja yang berasal dari kata PURA
artinya Gerbang , WIWITAN artinya Memulai /Pertama. Jumlah anggota PS
Partisan Siliwangi yang ikut transmigrasi ke Lampung hanya sebagian kecil dari
semua anggota PS Partisan Siliwangi yang tersebar dari Banten, Jakarta, Bogor,
Bekasi, Karawang, Cirebon, Bandung dan kota kota lainnya di pulau jawa.
Seiring dengan bertambah banyak
anggota PS dan menyempitnya lahan tanah di Lampung Barat, maka kira kira
tahun 1985, anggota PS yang bertempat tinggal di Lampung Barat melakukan
perpindahan/transmigrasi lagi secara mandiri/swadaya ke daerah Rawa Pacing, Kec
Menggala, Kab Tulang Bawang, saat tulisan ini dibuat jumlah anggota PS di Rawa
Pacing kira kira 1000 KK, belum termasuk warga lokal yang berbondong bondong
mempelajari ajaran PS.
Saat ini di Lampung, warga PS Partisan Siliwangi sudah menempati mayoritas beberapa daerah di Propinsi Lampung, seperti Kab Lampung Utara, Kab Tulang Bawang, bahkan di Kab Lampung Barat mencapai 75%, ketika pemilihan Bupati Lampung Barat tahun 2012 seorang warga PS mendapat kemenangan penuh mencapai 91%, yaitu Bapak Mukhlis Basri, begitu juga dengan pilkada bupati Lampung Utara.
Saat ini di Lampung, warga PS Partisan Siliwangi sudah menempati mayoritas beberapa daerah di Propinsi Lampung, seperti Kab Lampung Utara, Kab Tulang Bawang, bahkan di Kab Lampung Barat mencapai 75%, ketika pemilihan Bupati Lampung Barat tahun 2012 seorang warga PS mendapat kemenangan penuh mencapai 91%, yaitu Bapak Mukhlis Basri, begitu juga dengan pilkada bupati Lampung Utara.
Sebagian besar mata pencaharian
warga PS di Lampung adalah petani kopi, lada, coklat, dll. Sebagaimana
diketahui Lampung Barat adalah salah satu sentral penghasil kopi terbaik
di Indonesia, kab Lampung Barat merupakan daerah yang paling cepat perputaran
ekonomi-nya, dan itu semua dimiliki mayoritas oleh warga PS. Di
Lampung Utara anggota PS banyak bertani lada, rempah rempah yang
banyak dicari negara eropa, sedangkan di Rawa Pacing, banyak bertani karet dan
diantara mereka sudah banyak mencapai kesuksesan. Tentunya kondisi ini
memberikan keuntungan bagi petani kopi, lada, karet khususnya petani PS
Partisan Siliwangi, sudah tentu hal ini meningkatkan taraf hidup mereka, bahkan
tidak sedikit diantara mereka yang dapat naik haji dari hasil panen kopi, lada,
ataupun karet.
Salah satu kegiatan rutin PS
Partisan Siliwangi saat ini adalah merayakan maulid Nabi Muhammad SAW di rumah
almarhum Ama Raden Puradireja, sekaligus ziarah ke makam beliau di
Sagalaherang. Acara ini bukan hanya dihadiri oleh anggota PS Partisan Siliwangi
saja tetapi khalayak ramai dari segala lapisan, mereka itu datang dari Lampung,
Banten, Jakarta, Karawang, Cirebon, Kalimantan, Maluku, dll, total yang hadir
di acara ini mencapai ratusan ribu orang.
Demikian besar Ama Raden Puradireja mengabdi kepada bangsa dan negara, ketika masa penjajahan, beliau mendidik murid muridnya agar mempunyai jiwa nasionalisme yang tinggi, lalu saat pecah perang kemerdekaan/revolusi beliau tampil di depan bersama murid muridnya mengusir penjajah, dan setelah perang revolusi usai (merdeka) beliau isi dengan pembangunan, semua itu dilakukan dengan tanpa meminta pamrih apapun hal itu terlihat ketika beliau menolak dengan halus permintaan Presiden Soekarno untuk menjadikan beliau sebagai bupati Cianjur. Ajaran ini pula yang selalu ditekankan kepada murid muridnya agar selalu mengabdi kepada bangsa dan Negara dengan tidak mengharapkan pamrih.
Demikian besar Ama Raden Puradireja mengabdi kepada bangsa dan negara, ketika masa penjajahan, beliau mendidik murid muridnya agar mempunyai jiwa nasionalisme yang tinggi, lalu saat pecah perang kemerdekaan/revolusi beliau tampil di depan bersama murid muridnya mengusir penjajah, dan setelah perang revolusi usai (merdeka) beliau isi dengan pembangunan, semua itu dilakukan dengan tanpa meminta pamrih apapun hal itu terlihat ketika beliau menolak dengan halus permintaan Presiden Soekarno untuk menjadikan beliau sebagai bupati Cianjur. Ajaran ini pula yang selalu ditekankan kepada murid muridnya agar selalu mengabdi kepada bangsa dan Negara dengan tidak mengharapkan pamrih.
Terlalu panjang untuk
menceritakan sejarah PS Partisan Siliwangi atau Ama Rd Puradiredja, jika ingin
mengetahui lebih banyak ajaran PS bisa bertanya kepada orang orang yang sudah
dipercaya oleh beliau di seluruh pelosok nusantara, hanya banyak di antara
mereka yang mengaku melanjutkan ajaran Ama Puradiredja tetapi dalam prakteknya
tidak sejalan, seperti mengkomersilkan dengan uang, jabatan, atau kepentingan
golongan tertentu semata, bahkan tidak sedikit yang bukan murid Ama Rd
Puradiredja, mengaku sebagai murid demi kepentingan sendiri, salah satu kasus
yang sering kali terjadi adalah penjualan KTA (kartu tanda anggota) PS yang
sering kali dijual belikan diluar anggota dan tentu saja dengan harga mencekik,
bahkan sering kali KTA ini dipakai untuk hal yang negatif oleh oknum tertentu,
atau sering kali oknum tertentu menjual atribut PS seperti kalender, foto
pendiri PS kepada warga, atau instansi dengan menakut nakuti, tentu saja hal
ini akan membuat buruk citra PS, padahal PS diperuntukan untuk semua golongan
tidak memandang islam, kristen, hindu, budha, ataupun suku jawa, sunda, bugis,
ambon, cina, dst, selama anggota itu mau mematuhi ajaran agama dan
negara. PS diturunkan untuk kebaikan semua umat di muka bumi ini, dan dalam
ajarannya PS tidak diperkenankan meminta imbalan apapun dan dari siapapun.
Kini walaupun Ama Raden
Puradireja sudah wafat, hasil jerih payah beliau masih bisa dirasakan bukan
hanya oleh anggota PS Partisan Siliwangi tetapi semua umat manusia di muka bumi
ini.
PS Partisan Siliwangi didirikan
oleh Ama Raden Puradiredja yang mempunyai ayah bernama Raden Adimiarsa dan Ibu
Nyi Mas Yati, dimana sang ayah adalah keturunan langsung dari Dalem Aria Wangsa
Goparana, sedangkan Dalem Aria Wangsa Goparana sendiri adalah keturunan dari
Prabu Mundingsari Ageung, dan Prabu Mundingsari Ageung adalah anak dari Sri
Baduga Maharaja Prabu Siliwangi seorang raja besar dari tatar sunda, Dalem Aria
Wangsa Goparan bersama keturunannya menyebarkan agama islam di wilayah Subang,
Purwakarta, Karawang, Cianjur, Sukabumi, sampai Bogor, salah satu anaknya
bernama Dalem Aria Wiratanudatar yang menjadi pendiri cianjur dan menyebarkan
agama islam di wilayah Cianjur, Sukabumi, Bogor, Bekasi sampai perbatasan
Batavia (Jakarta), keturunan Dalem Aria Wangsa Goparana yang lain yang terkenal
adalah Syekh Yusuf (Baing Yusuf) makamnya di Kaum, Purwakarta adalah seorang
ulama besar dan guru dari Syekh Nawawi Albantani (makam di janantul Mala,
Mekah) yang terkenal di seluruh dunia, ulama lain yang juga masih keturunan
Dalem Aria Wangsa Goparana adalah KHR Abdullah bin Nuh, seorang ulama besar
juga yang terkenal di mancanegara, Dalem Aria Wangsa Goparana dimakamkan
di Nangka Beurit Sagalaherang. Sedangkan Ibu Ama Rd Puradiredja bernama Nyimas
Yati adalah keturunan ke 3 (buyut) dari KH Basyari ulama besar dari Pekalongan
yang dimakamkan di Malilin, Sagalaherang, KH Basyari mempunyai ayah bernama KH
Maksum, keturunan Raden Adilangu, beliau keturunan Raden Fatah, Demak ada
juga pendapat menyatakan bahwa Raden Adilangu, adalah keturunan Sunan
Kalijaga yang mendapat perintah meyebarkan agama islam di Pekalongan. Dengan
begitu jelas dari ayah dan ibu, selain mengalir darah darah
biru/raja besar juga mengalir darah ulama besar dalam diri Ama Rd Puradiredja.
Jadi pemakaian nama Siliwangi dalam paguron/organisasi yang didirikan Ama Rd
Puradiredja tidak sembarangan karena beliau bukan saja masih keturunan Prabu
Siliwangi secara gen/darah tetapi sifat, akhlak, tabiat menurun dari Prabu
Siliwangi, serta ajaran yang diterapkan juga merupakan penerus dari Prabu
Siliwangi yaitu Silih Asah, Silih Asuh, Silih Hormat, Silih Tolong,
dan Silih meWangikan. Dari akhlak yang dicerminkan dalam perbuatan sehari hari
terlihat jelas selalu membantu orang lain, negara, dan bangsa tanpa
berharap balas budi. PS Partisan Siliwangi berdiri tanggal 2 Juli
1922 dengan tujuan membangun nasionalisme tinggi untuk membebaskan diri dari
penjajah disertai membentuk ahlak, moral yang baik dengan tidak membedakan ras,
suku ataupun agama. PS yang berdiri tahun 1922 ini adalah secara PAGURON,
artinya seseorang yang ikut paguron secara mutlak harus memahami azas tujuan
PS, mengamalkan doa doa yang diajarkan oleh pendiri PS diantarnya solawat, dan
sang murid harus di-silat oleh pelatih yang sudah ditunjuk oleh pendiri PS.
Pada mulanya PS ini bernama Pentjak Silat, tidak dapat disangsikan lagi
kesenian pencak silat ini menjadi daya tarik anggotanya, pencak silat di PS
tidak sama dengan pencak silat yang lain, karena sebelumnya harus menjauhui
semua larangan yang telah ditetapkan diantaranya maling, madat, dst. Pengertian
Pencak Silat dalam ajaran PS yaitu Pencak adalah gerakan yang terlihat seperti
pukulan, tendangan, dsb, sedangkan Silat adalah gerakan yang tidak
terlihat, diantaranya menjaga kesabaran, jauh dari ujub, ria, takabur. dsb,
selanjutnya istilah silat, pelatih, ketua pelatih akan sering dipakai dalam
pendidikan PS. Artinya jika seseorang mengaku PS tapi tidak memahami azas
tujuan bukanlah PS.
Kemudian secara organisasi
ditetapkan dan disyahkan oleh NOTARIS KOESWARA di Bandung pada tanggal 3
Oktober 1967 Nomor : 2/1967, dengan nama pencak Silat Partisan Siliwangi
Indonesia (PS), kemudian tahun 1992,melalui Rakernas I di Bandar Lampung,
berubah menjadi PARTISAN SILIWANGI INDONESIA, dengan alasan disesuaikan
dengan UUD yg berlaku tahun 1985, ada kesan Partisan Siliwangi ini bersifat
ke-daerahan, oleh karena itu ditambahkan kata Indonesia, padahal walaupun PS
lahir di tatar sunda tetapi PS tidak identik dengan sunda, ajarannya universal
untuk semua suku, agama, ras, sama dengan islam lahir dijazirah arab tapi islam
bukan hanya bangsa arab saja . Pada tanggal 30 – 31 Agustus
1996, melakukan perubahan nama Organisasi dari nama PARTISAN
SILIWANGI INDONESIA menjadi PEJUANG SILIWANGI INDONESIA.
Dengan alasan kata “Partisan”
sudah tidak relevan kemudian nama organisasi diganti dengan “Pejuang”, sangat
tidak masuk akal, jika kita membuka kamus bahasa Inggris kata “Partisan” dalam
bahasa Indonesia berarti 1. gerilya, 2. pengikut kuat terhadap
seseorang/golongan, artinya kata Partisan ini sudah menggambarkan kiprah
Partisan Siliwangi pada saat pertama lahir, kancah revolusi/perang kemerdekaan,
dan saat ini, pada saat pertama lahir tahun 1922 PS paguron melakukan gerilya
memberikan pendidikan moral, spiritual, sehingga setiap anggota akan paham
kewajibannya kepada Agama dan Negara, kenapa dikatakan gerilya karena untuk
menghindari kecurigaan pihak penjajah Belanda, gerilya kedua dilakukan pada
saat pecah perang kemerdekaan, sejarah mencatat bukan hanya mengadapi pasukan
asing NICA/Belanda tapi juga saudara sebangsa yaitu DI/TII, setelah Belanda
mengakui kemerdekaan RI, memang PS tidak melakukan gerilya lagi tapi arti ke 2
dari kata partisan yaitu “pengikut kuat terhadap seseorang/golongan” masih
berlaku sampai saat ini, artinya setiap anggota PS adalah pengikut setia/kuat
ajaran yang diturunkan Pendiri PS Ama Rd Puradiredja, Sagalaherang, dengan
menjalankan amanat yang telah diberikan kepada setiap anggota, seperti yang
tertuang dalam Azas & Tujuan PS.
Sedangkan kata “Pejuang” adalah
sekumpulan orang yang berusaha mempertahankan, mengambil hak yang sudah diambil
pihak lain, contohnya ketika pecah perang kemerdekaan, memang cocok kata
pejuang, tapi sekarang kita sudah merdeka, hak kita sebagai warga negara yang
bebas dari belenggu penjajahan sudah kita dapatkan/tercapai, artinya tidak ada
lagi yang harus kita tuntut kepada negara, tapi justru kitalah yang harus
memberikan kepada Negara, bukan pula berjuang untuk menghapuskan kemiskinan,
korupsi, kebodohan karena sudah ada instansi pemerintah yang bertugas untuk
tugas tugas itu.
Seperti yang telah dijelaskan di atas salah satu cara, pendidikan ilmu PS yang diajarkan Pendiri PS, adalah dengan kesenian Pencak Silat. Pencak Silat yang beliau ajarkan kepada murid muridnya, bukanlah sekedar gerakan, jurus biasa saja tetapi disertai dengan ajaran dan pendidikan yang luhur, dimana sang murid harus menjalankan ajaran tersebut dalam kesehariannya. Salah satu ajaran yang harus dijalankan oleh sang murid adalah pantangan 5 M, yaitu Maling, Madat (narkoba), Madon (main wanita), Minum (mabuk-mabukan), Maen (judi).
Seperti yang telah dijelaskan di atas salah satu cara, pendidikan ilmu PS yang diajarkan Pendiri PS, adalah dengan kesenian Pencak Silat. Pencak Silat yang beliau ajarkan kepada murid muridnya, bukanlah sekedar gerakan, jurus biasa saja tetapi disertai dengan ajaran dan pendidikan yang luhur, dimana sang murid harus menjalankan ajaran tersebut dalam kesehariannya. Salah satu ajaran yang harus dijalankan oleh sang murid adalah pantangan 5 M, yaitu Maling, Madat (narkoba), Madon (main wanita), Minum (mabuk-mabukan), Maen (judi).
Selain menerapkan ajaran, Ama
Raden Puradireja juga mengajarkan kepada murid-muridnya agar senantiasa berdoa
kepada Tuhan YME, salah satu doa yang sering beliau ajarkan dan doa ini menjadi
dasar/landasan seorang anggota PS Partisan Siliwangi adalah dengan membaca
solawat. Disamping Pencak Silat, Ama Raden Puradireja juga mendidik para
muridnya agar rajin mencari nafkah sehari hari seperti bertani, berdagang,
nelayan, dll. Kepada murid muridnya Ama Raden Puradireja mengajarkan bagaimana
cara bertani yang baik, sehingga petani mendapatkan hasil yang baik, untuk
pedagang juga dididik agar menjadi pedagang yang baik sehingga memperoleh
untung banyak, dsb. Dalam waktu singkat PS Partisan Siliwangi menarik perhatian
masyarakat banyak, dengan disertai banyak pengikutnya pula.
Ketika pecah perang revolusi PS
Partisan Siliwangi ikut pula perang melawan Belanda dengan bergabung dengan
Divisi Siliwangi pimpinan Brigjen (Purn) Sadikin yang merupakan Pangdam
Siliwangi saat itu bahkan PS Partisan Siliwangi juga ikut long march ke
Yogyakarta yang menjadi legendaris. Selain Brigjen Sadikin yang merupakan
murid, ada juga Letjen (Purn) Darsono, Pangdam Wirabuana, Jendral (Purn) Didi
Kartasasmita, Pangti TNI, Jendral (Purn) Moersid, Wakasad, Diplomat Filipina
jaman Soekarno, dll.
Setelah perang revolusi, Ama
Raden Puradireja mendapat penghargaan bintang gerilya yang diberikan langsung
oleh Ir Soekarno yang merupakan presiden saat itu, bahkan beliau ditawari
menjadi bupati Cianjur oleh Presiden Soekarno, tetapi jabatan itu beliau tolak
halus, dengan alasan adalah karena beliau lebih senang mendidik masyarakat.
Karena jasa Ama Raden Puradireja sangat besar kepada Negara, akhirnya
pemerintah memberikan tanah untuk kesejahteraan anggota PS Partisan Siliwangi
di Lampung, berikutnya dengan Biro Rekonstruksi Nasional (BRN) tahun 1952 –
1956, merintis transmigrasi yang dipimpin oleh Mayjen R. Didi
Kartasasmita, telah dikirim sekitar total semua sebanyak 6.440 kepala keluarga
(20.000-an jiwa), rinciiannya tahun 1952 membuka pemukiman baru yang
terdiri dari 715 KK, dimana diantara jumlah tersebut diatas 340 KK adalah yang
menjadi penghuni Pekon Pura Jaya sekarang ini, sedangkan 375 KK adalah yang
menjadi penghuni Pekon Purawiwitan yang waktu itu terdiri dari 1500 jiwa,
PS Partisan Siliwangi beserta keluarga menjadi perintis transmigrasi ke lampung
sebuah jumlah yang sangat banyak pada waktu itu, dan perlu diketahui tidak
semua anggota PS Partisan Siliwangi ikut transmigrasi ke Lampung, nama
Purawiwitan diberikan oleh Raden Ama Puradireja yang berasal dari kata PURA
artinya Gerbang , WIWITAN artinya Memulai /Pertama. Jumlah anggota PS
Partisan Siliwangi yang ikut transmigrasi ke Lampung hanya sebagian kecil dari
semua anggota PS Partisan Siliwangi yang tersebar dari Banten, Jakarta, Bogor, Bekasi,
Karawang, Cirebon, Bandung dan kota kota lainnya di pulau jawa.
Seiring dengan bertambah banyak
anggota PS dan menyempitnya lahan tanah di Lampung Barat, maka kira kira
tahun 1985, anggota PS yang bertempat tinggal di Lampung Barat melakukan perpindahan/transmigrasi
lagi secara mandiri/swadaya ke daerah Rawa Pacing, Kec Menggala, Kab Tulang
Bawang, saat tulisan ini dibuat jumlah anggota PS di Rawa Pacing kira kira 1000
KK, belum termasuk warga lokal yang berbondong bondong mempelajari ajaran PS.
Saat ini di Lampung, warga PS Partisan Siliwangi sudah menempati mayoritas beberapa daerah di Propinsi Lampung, seperti Kab Lampung Utara, Kab Tulang Bawang, bahkan di Kab Lampung Barat mencapai 75%, ketika pemilihan Bupati Lampung Barat tahun 2012 seorang warga PS mendapat kemenangan penuh mencapai 91%, yaitu Bapak Mukhlis Basri, begitu juga dengan pilkada bupati Lampung Utara.
Saat ini di Lampung, warga PS Partisan Siliwangi sudah menempati mayoritas beberapa daerah di Propinsi Lampung, seperti Kab Lampung Utara, Kab Tulang Bawang, bahkan di Kab Lampung Barat mencapai 75%, ketika pemilihan Bupati Lampung Barat tahun 2012 seorang warga PS mendapat kemenangan penuh mencapai 91%, yaitu Bapak Mukhlis Basri, begitu juga dengan pilkada bupati Lampung Utara.
Sebagian besar mata pencaharian
warga PS di Lampung adalah petani kopi, lada, coklat, dll. Sebagaimana
diketahui Lampung Barat adalah salah satu sentral penghasil kopi terbaik
di Indonesia, kab Lampung Barat merupakan daerah yang paling cepat perputaran
ekonomi-nya, dan itu semua dimiliki mayoritas oleh warga PS. Di
Lampung Utara anggota PS banyak bertani lada, rempah rempah yang
banyak dicari negara eropa, sedangkan di Rawa Pacing, banyak bertani karet dan
diantara mereka sudah banyak mencapai kesuksesan. Tentunya kondisi ini
memberikan keuntungan bagi petani kopi, lada, karet khususnya petani PS
Partisan Siliwangi, sudah tentu hal ini meningkatkan taraf hidup mereka, bahkan
tidak sedikit diantara mereka yang dapat naik haji dari hasil panen kopi, lada,
ataupun karet.
Salah satu kegiatan rutin PS
Partisan Siliwangi saat ini adalah merayakan maulid Nabi Muhammad SAW di rumah
almarhum Ama Raden Puradireja, sekaligus ziarah ke makam beliau di
Sagalaherang. Acara ini bukan hanya dihadiri oleh anggota PS Partisan Siliwangi
saja tetapi khalayak ramai dari segala lapisan, mereka itu datang dari Lampung,
Banten, Jakarta, Karawang, Cirebon, Kalimantan, Maluku, dll, total yang hadir
di acara ini mencapai ratusan ribu orang.
Demikian besar Ama Raden Puradireja mengabdi kepada bangsa dan negara, ketika masa penjajahan, beliau mendidik murid muridnya agar mempunyai jiwa nasionalisme yang tinggi, lalu saat pecah perang kemerdekaan/revolusi beliau tampil di depan bersama murid muridnya mengusir penjajah, dan setelah perang revolusi usai (merdeka) beliau isi dengan pembangunan, semua itu dilakukan dengan tanpa meminta pamrih apapun hal itu terlihat ketika beliau menolak dengan halus permintaan Presiden Soekarno untuk menjadikan beliau sebagai bupati Cianjur. Ajaran ini pula yang selalu ditekankan kepada murid muridnya agar selalu mengabdi kepada bangsa dan Negara dengan tidak mengharapkan pamrih.
Demikian besar Ama Raden Puradireja mengabdi kepada bangsa dan negara, ketika masa penjajahan, beliau mendidik murid muridnya agar mempunyai jiwa nasionalisme yang tinggi, lalu saat pecah perang kemerdekaan/revolusi beliau tampil di depan bersama murid muridnya mengusir penjajah, dan setelah perang revolusi usai (merdeka) beliau isi dengan pembangunan, semua itu dilakukan dengan tanpa meminta pamrih apapun hal itu terlihat ketika beliau menolak dengan halus permintaan Presiden Soekarno untuk menjadikan beliau sebagai bupati Cianjur. Ajaran ini pula yang selalu ditekankan kepada murid muridnya agar selalu mengabdi kepada bangsa dan Negara dengan tidak mengharapkan pamrih.
Terlalu panjang untuk
menceritakan sejarah PS Partisan Siliwangi atau Ama Rd Puradiredja, jika ingin
mengetahui lebih banyak ajaran PS bisa bertanya kepada orang orang yang sudah
dipercaya oleh beliau di seluruh pelosok nusantara, hanya banyak di antara
mereka yang mengaku melanjutkan ajaran Ama Puradiredja tetapi dalam prakteknya
tidak sejalan, seperti mengkomersilkan dengan uang, jabatan, atau kepentingan
golongan tertentu semata, bahkan tidak sedikit yang bukan murid Ama Rd
Puradiredja, mengaku sebagai murid demi kepentingan sendiri, salah satu kasus
yang sering kali terjadi adalah penjualan KTA (kartu tanda anggota) PS yang
sering kali dijual belikan diluar anggota dan tentu saja dengan harga mencekik,
bahkan sering kali KTA ini dipakai untuk hal yang negatif oleh oknum tertentu,
atau sering kali oknum tertentu menjual atribut PS seperti kalender, foto
pendiri PS kepada warga, atau instansi dengan menakut nakuti, tentu saja hal
ini akan membuat buruk citra PS, padahal PS diperuntukan untuk semua golongan
tidak memandang islam, kristen, hindu, budha, ataupun suku jawa, sunda, bugis,
ambon, cina, dst, selama anggota itu mau mematuhi ajaran agama dan
negara. PS diturunkan untuk kebaikan semua umat di muka bumi ini, dan dalam
ajarannya PS tidak diperkenankan meminta imbalan apapun dan dari siapapun.
Kini walaupun Ama Raden
Puradireja sudah wafat, hasil jerih payah beliau masih bisa dirasakan bukan hanya
oleh anggota PS Partisan Siliwangi tetapi semua umat manusia di muka bumi ini.
Komentar
Posting Komentar